Minggu, 08 April 2018

MANUSIA DAN PENDERITAAN

  1. MANUSIA DAN PENDERITAAN

    Pengertian Penderitaan

    Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.

    Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.

    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

    Pengaruh Penderitaan
    1.    Pengaruh Negatif
    Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam- macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.

    2.    Pengaruh Positif
    Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
    Penderitaan dan Sebab-sebabnya
    Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
    ·        Nasib buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
    ·        Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
    ·        Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
    ·        Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

Minggu, 18 Maret 2018

KELOMPOK - PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERILAKU MANUSIA DI ERA MILENIAL


MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR

“PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP
PERILAKU MANUSIA DI ERA MILENIAL”



OLEH :
AHMAD GIOFADHIL (50417328)
FARELZA BRAMA DIFA (52417159)
GODAM RIZKYAWAN (52417578)
MUHAMMAD MURSYID UTOMO (54417122)


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018






DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………………………            1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………….             3
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………..   4
            1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….           4
            1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………….           4
            1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………………………...           5
1.3.1 Untuk mengetahui Generasi Millenials lebih dalam …………………………………….                  5
1.3.2 Untuk mengetahui dampak dari penggunakan teknologi yang berlebihan …..                5
1.3.3 Untuk mengetahui perulahan perilaku manusia di Era Milenial …………………..                  5
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………..              6
BAB 3 PENUTUPAN ………………………………………………………………………………………………              8
            3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………….           8
            3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………………..           8
            3.3 Penutup …………………………………………………………………………………………………            8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………….   9







KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat hidayahnya kita dapat menyelesaikan tugas pertama kita mengenai Ilmu Budaya Dasar. Tidak lupa juga kita ucapkan terima kasih kepada sumber-sumber yang telah membantu kita dalam menyelesaikan makalah ini.


















BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Generasi Millenial atau sering juga biasa disebut dengan Millenials saja, adalah sebuah istilah yang populer menggantikan istilah Generasi Y (GenY). Generasi Y ada cohort (Kelompok Demografis) yang lahir setelah Generaxi X. Menurut para peneliti sosial, generasi Y atau Millennials ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Dengan kata lain, generasi millennial ini adalah anak-anak muda yang saat ini berusia antara 15-35 tahun. Berarti aku dan kamu juga bagian dari Millenials. Akhir-akhir ini generasi kita banyak diperbincangkan, mulai dari segi pendidikan, moral & budaya, etika kerja, ketahanan mental dan penggunaan teknologi. Semua itu karena generasi kita sangat jauh berbeda dari generasi X dan baby boomer, para senior-senior kita ini tampaknya mulai kerepotan menghadapi serbuan kita, para Millenials. Sejalan dengan itu, banyak fakta dan mitos yang beredar tentang generasi Millennial, tidak semuanya benar dan tidak sepenuhnya salah. Selain mitos, generasi yang lebih tua sering mencap para millennials dengan stereotype yang sama, yaitu malas dan narsis!
Bukan tanpa sebab para generasi yang lebih tua sering mencap para millenials dengan stereotype yang sama, tetapi dikarenakannya kita lebih sering menggunakan alat bantu/smartphone dibandingan dengan melalukannya dengan sendiri. Ya, mungkin itu dikarenakan pesatnya dunia teknologi yang membuat teknologi semakin maju dan semakin mudah. Bukannya dimanfaatkan dengan baik, tetapi hal itu malah membuat kita menjadi lebih malas dan narsis. Ya mungkin tidak ada salahnya untuk menggunakan sekali-kali, tetapi apabila kita terlalu sering munggunakannya akan menjadi dampak yang buruk.
Rumusan Masalah
1.      Apa itu Generasi Millenials?
2.      Mengapa Generasi Millenials/Generasi Y disebut generasi yang malas dan narsis?
3.      Apa pentingnya teknologi terhadap Generasi Y?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui Generasi Millenials lebih dalam
2.      Untuk mengetahui dampak dari penggunakan teknologi yang berlebihan
3.      Untuk mengetahui perulahan perilaku manusia di Era Milenial















BAB 2
PEMBAHASAN
Generasi millennials menjadi topik yang cukup hangat dikalangan masyarakat, mulai dari segi pendidikan, teknologi maupun moral dan budaya. Tapi sebenarnya, siapakah generasi millenials itu dan apakah masyarakat benar-benar mengerti akan sebutan itu?
Millennials atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an. Maka ini berarti millenials adalah generasi muda yang berumur 17- 37 pada tahun ini. Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.
Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV berwarna,handphone juga internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.
Di Indonesia sendiri dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat, terdapat 81 juta merupakan generasi millenials atau berusia 17- 37 tahun. Hal ini berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk membangun negaranya. Tapi, kemanakah mereka pergi? Apakah mereka bersembunyi?
Sungguh tidak, jika kita melihat ke dunia sosial media, generasi millennials sangat mendominasi jika dibandingkan dengan generasi X. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi millenials belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di depan mereka. Generasi millennials cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial di sekitar mereka seperti dunia politik ataupun perkembangan ekonomi Indonesia. Kebanyakan dari generasi millenials hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya.
Bahkan dikarenakan mereka memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, itu membuat sesuatu perubahan pada prilaku sosial mereka. Kebanyakan generasi millenials pada saat ini hanya lebih aktif di sosial media dari pada di dunia nyata yang mengakibatkan mereka sulit bersosialisasi dengan orang –orang baru disekitarnya. Hal itu adalah sesuatu yang sangat negatif karena hakikat manusia adalah gotong royong. Apa yang harus ia lakukan apabila dia tidak bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
Perubahan sosial yang sering terijadi di era milenial merupakan mereka lebih milih menyendiri dikamar (menjadi ansos/anti-sosial) dibandingan dengan bersosialisasi dengan mereka. Kebanyakan dari mereka ini lebih sering aktif di media sosial dibandingan dengan dunia nyatanya.
Perubahan sosial itulah yang terjadi karena adanya perubahan teknologi yang semakin maju. Membuat perilaku manusia di era millenial menjadi sangat berbeda dibandingan dengan Generasi X yang lebih sering bersosialisasi dengan teman-temannya dikarenakan belum majunya teknologi seperti sekarang ini.
Sebenarnya tidak masalah bagi kita untuk menggunakan teknologi di era milenial ini, tetapi jangan sampai kita semua yang malah termakan akan teknologi. Seharusnya kita memanfaatkan teknologi sebaik mungkin bukannya teknologi yang memanfaatkan kita.















BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa perubahan teknologi terhadap perilaku manusia di era milenial ini banyak terjadi dimana-mana.Di dunia, bahkan di Indonesia pun terjadi. Seharusnya kita sebagai bangsa Millenials harus menggunakan teknologi dengan bijak sehingga kita tidak menghilangkan sesuatu yang penting dari dalam diri manusia itu sendiri, yaitu sosialisasi dengan sesama. Bukan di media sosial tetapi di dunia nyata.
Saran
Saran untuk para kaum millenians, haruslah kita mengurangi penggunakan teknologi pada zaman sekarang ini. Karena apabila kita lebih sering menggunakan teknologi ini dibandingkan dengan berkomunikasi secara langsung. Maka akan hilang rasa simpati kita terhadap sesamanya. Dan selalu perduli terhadap sekitar agar kita selalu dapat berkomunikasi dengan sesama dan saling tolong menolong.
Penutup
Demikianlah isi makalah kami, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam penulisana makalah ini, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas keritik teman-teman dan dosen pembimbing mata kuliah perbandingan hukum kami ucapkan termakasi.





DAFTAR PUSTAKA
https://rumahmillennials.com/siapa-itu-generasi-millenials/#.WqhXBHyySUk
https://materiips.com/perilaku-masyarakat-dalam-perubahan-sosial-budaya-di-era-global
https://www.hipwee.com/list/berjuang-di-era-milenial-inilah-perjuangan-sebenarnya-bagi-generasi-muda-kekinian/



MANUSIA DAN CINTA KASIH


MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR


“MANUSIA DAN CINTA KASIH”
Oleh:
Ahmad Giofadhil
50417328
1IA02
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018



Pengertian Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :
            Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
            Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
  1. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
  2. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
  3. Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.











CONTOH KASUS MANUSIA DAN CINTA KASIH ANAK JALANAN

Studi kasus cinta dan kasih diambil dari certia anak jalanan yang kurang  bahkan tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih. Banyak sekali anak jalanan yang terlahir tanpa orang tua, atau terlahir mempunyai orang tua yang tidak pernah memberikan mereka rasa kasih sayang. Karena mereka tidak pernah merasakan rasa cinta dan kasih dari orang terdekat mereka, mereka kadang suka berprilaku tidak sopan terhadap orang lain. Orang-orang seperti ini harus lebih diperhatikan dan diberi pengertian karena mereka dapat juga merugikan orang lain. Seperti contohnya mereka akan melakukan hal tercela yang dapat menyakiti perasaan orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang mereka sakiti hatinya karena mereka sendiri pun tidak mengerti apa arti cinta dan kasih sayang.

SOLUSI

Anak-anak seperti ini harus diarahkan dan dibimbing, diberi tahu dan diberi cinta dan kasih sayang. Dengan memperhatikan mereka, mengajari mereka, mengasihi mereka, pelan namun pasti mereka pasti akan mengerti dan merasakan kenyamanan dalam hidupnya yang selama ini selalu dipenuhi dengan rasa dengki terhadap orang lain. Dunia ini akan indah jika kita semua yang hidup didunia ini memiliki rasa cinta dan kasih terhadap sesama manusia, menghargai, memberi dan mengasihi sesama manusia, maka dunia akan terasa nyaman dan damai karen penuh cinta dan kasih sayang. Kurangnya cinta kasih seperti anak jalanan tersebut akan berdampak buruk bagi anak tersebut, baik secara sikap, tutur kata, maupun psikologisnya. Anak jalanan seperti mereka adalah anak-anak yang butuh perhatian lebih dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. Jangan selalu meremehkan atau mengucilkan anak jalanan, karena mereka juga manusia yang memiliki hati dan dapat merasa sakit hati jika diperlakukan seperti itu. Dapat kita lihat juga dari contoh kasus tersebut bahwa orang yang kurang merasakan kasih sayang terkadang memiliki sifat emosional yang tinggi dan prilaku yang kurang baik. Orangtua dapat melihat dari kasus ini agar anaknya harus memiliki cinta kasih dan diberi cinta kasih agar mereka memiliki akhlak dan moral yang baik juga.


KESIMPULAN

Tidak semua yang terlihat buruk itu memang benar benar buruk. Kadang  hal hal yang kita anggap buruk hanya perlu kasih sayang dan cinta disekitarnya. Jadi mulailah menebar kasih karena dunia akan lebih indah jika penuh dengan rasa kasih cinta.